Depok– Pemerintah Kabupaten Way Kanan kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Plt. Bupati Way Kanan, Ayu Asalasiyah, S.Ked., yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Drs. Ade Chyadi, M.Si, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Machiavelly Herman Tarmizi, S.STP., M.Si., menghadiri langsung pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2025, Senin (26/05/2025), di Gedung Merah Putih PPSDM Kemendikdasmen, Depok, Jawa Barat.
Kegiatan akbar yang digelar oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikdasmen ini merupakan bagian dari peringatan Hari Pendidikan Nasional, sekaligus menjadi wadah strategis dalam upaya pelestarian serta pewarisan bahasa daerah yang kini terancam punah.
Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, dalam sambutannya menegaskan bahwa ancaman kepunahan bahasa ibu semakin nyata, terutama karena rendahnya minat generasi muda dan minimnya pewarisan bahasa di lingkungan keluarga.
“Indonesia memiliki 718 bahasa daerah. Ini anugerah sekaligus tantangan besar. Tanpa upaya serius, banyak di antaranya bisa lenyap dalam waktu dekat,” tegas Hafidz.
Melalui FTBIN, lanjut Hafidz, pemerintah berupaya merevitalisasi bahasa daerah dengan melibatkan masyarakat, khususnya generasi muda. Sepanjang tahun 2024, kegiatan pembinaan telah dilakukan di 38 provinsi. Hasilnya, 114 bahasa dan dialek berhasil direvitalisasi, dan masing-masing diwakili oleh siswa SD dan SMP terbaik yang tampil dalam bahasa daerah mereka.
Para peserta disebut sebagai “Tunas Bahasa Ibu”, simbol generasi penerus yang membawa harapan besar bagi keberlangsungan budaya bangsa.
Dengan mengangkat tema “Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu untuk Semua”, FTBIN 2025 tak hanya menjadi ajang penampilan budaya, tapi juga ajang penghargaan. Salah satunya, Pemkab Way Kanan menerima apresiasi langsung dari Kepala Badan Bahasa atas komitmen dan dedikasi tinggi dalam mendukung program pelestarian bahasa daerah.
“Kami sangat mengapresiasi peran aktif kepala daerah, termasuk Bupati Way Kanan yang secara nyata telah mendukung revitalisasi bahasa daerah di wilayahnya,” ujar Hafidz.
Festival ini juga menjadi panggung selebrasi, mempertemukan para “Tunas Bahasa Ibu” dari seluruh penjuru negeri dalam semangat kebhinekaan dan pelestarian identitas budaya nusantara.